gak kenal presiden

Ironis sekali negaraku ini yang bernama indonesia Tanah Air beta. menyedihkan sekali!. seperti itukah kehidupan di pulau pulau lain yang ada di seantero indonesia, dimanakah semboyan nenek moyangku seorang pelaut. apakah lautan yang melingkupi tanah air beta ini hanya sebagai sebuah simbol bahwa negara ini adalah negara maritim. Lalu, bagaimanakah kondisi anak – anak yang ada di kepulauan?!

aku hanya mengambil satu contoh di sebuah sekolah dasar yang ada di salah satu dusun di desa sinaka, kep. pagai selatan mentawai. Bangunan sekolah ini jauh sekali dari layak. bahkan bangunan sekolah laskar pelangi-nya andrea hirata jauh lebih layak dibandingkan dengan sekolah ini.

Sekolah ini telah tutup sejak terjadinya gempa pada tahun 2010 dan baru mulai di buka 2 minggu yang lalu, dengan menggunakan bangunan kayu dengan atap rumbia (daun kelapa). Bangunan ini di bagi menjadi empat ruangan, namun yang digunakan hanya tiga ruangan. Ruangan pertama diperuntukkan untuk kelas 1 dan kelas 2, Ruangan kedua diperuntukkan untuk kelas 3 dan 4, sedangkan ruangan ketiga diperuntukkan untuk kelas 5, sedangkan kelas 6 karena akan menghadapi ujian nasional maka dipindahkan ke dusun sebelah yang bangunannya lebih bagus dan ada kelas 6. Kelas 5 hanya terdiri dar 3 orang murid, praktis jika di hitung – hitung jumlah muridnya tidak lebih dari 25 orang.

Tiga kelas itu hanya diajar oleh satu orang guru yang juga adalah seorang pensiunan pegawai negeri yang untuk sementara diperbantukan dan dimintai tolong untuk membantu mengajar karena mereka kekurangan tenaga pengajar.

Saat melintas di sekolah itu (di pinggir jalan menuju ke perkampungan), aku dan seorang temanku, pay. berhenti sejenak dan melongok ke dalam serta menemui bapak guru dan menyampaikan bahwa kami ingin sejenak membantu mengajar. dan bapak guru tersebut mempersilahkan.

Pay, mengajar kelas 4 yang kebetulan adalah pelajaran matematika, karena kelas digabung akhirnya mau nggak mau kelas tiga juga mendapat pelajaran yang sama, dengan setengah mengelus dada pay mengajar, kenapa mengelus dada? karena sudah kelas 4 mereka masih belum bisa berhitung dengan sempurna dan tidak tahu 35 ditambah berapa bisa menjadi 15. oh….sungguh sebuah realitas di tanah air beta.

Aku mencoba mengajar kelas 5 yang kebetulan adalah pelajaran PMP (jika di masaku itu mungkin pelajaran IPS). aku melihat sekilas tulisan bapak guru di papan yang mengajarkan tentang ibukota pagai utara, dll…, lalu aku mencoba untuk mengajak mereka mengenal wilayahnya dan memberikan pertanyaan sekilas ” siapa presiden dan wakil presiden indonesia?” mereka terdiam, dan 3 orang itu hampir menggeleng tidak tahu.

Terdiam sesaat. itu yang aku lakukan. ada 2 kemungkinan mereka terdiam. tidak tahu atau malu untuk memberikan jawaban, tapi aku rasa mereka tidak tahu. Arti semboyan bhinneka tunggal ika saja mereka tidak paham, masih untung mereka hafal pancasila.

oh! segini parahkan tanah air beta hingga nama presiden pun mereka tak tahu, jangan jangan warna bendera indonesia saja mereka lupa. aduuuuhhhh! tak tahu siapa yang harus disalahkan dalam kondisi seperti ini, sistemkah atau bagaimana?! karena tak ada yang betah tinggal di tempat terpencil seperti itu yang hanya bisa dilalui dengan boat / perahu nelayan untuk transportasi antar dusun dalam desa. dengan jarak tempuh 6 jam ke sikakap, wilayah terdekat dari sinaka.

Realitas indonesia tanah air beta. Jadi, untuk para guru. aku tantang kalian untuk mengabdi di tempat yang hanya tuhan dan kami yang tahu apa yang terjadi. Jangan hanya berteriak minta kenaikan gaji, dll…., tengoklah bahwasanya masih banyak hak anak indonesia yang belum terpenuhi, itu masih hak dasar atas pendidikan.

 

Miris dan trenyuh hatiku…,

 

by. neena

on padang, 25042011

sekolah di matotonan, sinaka, pagai selatansekolah di matotonan, sinaka, pagai selatan

Tinggalkan komentar