menunggumu

lengang. Senyap. Sayup sayup terdengar lafadz ayat ayat al qur”an dari surau dan masjid.

Tak terhitung lagi, berapa ramadhan yang telah terlalui, namun aku belum juga menemukanmu.

Disini. Di antara beragam cerita kehidupan, di antara kelengangan pagi, aku menunggumu.

Percayalah, aku masih disini. Terdiam. Berdiri di satu titik yang sama di bawah senja dan sang fajar.

Selalu ku menyapa pagi dan senja, menatap cakrawala dan horison. Berharap bayangmu menyapaku dan merengkuhmu.

Toh, hingga detik ini penantian itu masih sebuah ilusi.

Aku tak akan putus asa atau menyerah,

dalam diamku, aku menunggumu. Dalam diamku, aku menantimu.

Dalam diamku aku bermunajat, menantimu untuk hadir dalam setiap desah dan nadi hidupku.

Menjadi seseorang dan imam dalam hidupku.

Dalam diam dan kesenyapan pagi, aku menunggu.

Hingga nanti….

Padang, 01082011

ke laut aja

mendung, kembali menyapa bumi. Langit padang pagi ini cukup mendung, remang sinar mentari menyapa bumi. Terdiam pada sudut pagi, menatap mega mega yang berarak lembut mengitari bumi. kadang hitam, dan kadang putih yang membaur dengan awan putih.Kali ini, dalam keheningan pagi, saat raga tlah menyatu dengan sukma, aku memutuskan untuk kembali berdamai dengan hatiku, berdamai dengan laraku untuk tetap melangkah, karena aku yakin.

Bukan waktu yang akan menghapus namamu namun hempasan gelombang samudera yang akan menyapu namamu di hatiku, Memilih berdamai dengan hatiku, jiwaku dan laraku adalah pilihan terbaik, kembali tak memikirkan satu cinta dan satu hati…, Coba menghempaskannya bersama arak arakan awan hitam di langit pagi.

Kembali berkutat dengan alam dan membaca tanda alam. Bagiku, itu lebih menentramkan hatiku dibandingkan dengan hanya mengutuk dan memaki maki lelaki yang tak punya nyali untuk bicara tegas sama perempuan. Taklukkanlah 1000 gunung, ratusan samudera namun bagiku engkau tetaplah lelaki pengecut yang tak mampu menghadapi satu perempuan tangguh! tak perlu ijin tuk melarungkan namamu dalam hempasan gelombang samudera saat kaki kembali melangkah ke bumi sikerei, karena disana aku menemukan duniaku. Sebuah dunia yang jauh sekali dari hidup dan kehidupanmu, yang membuatku mampu melarungkan namamu dalam setiap tarikan perahu yang membelah samudera hindia.

By.neena Still need terapi hati (03052011)

aku, dan rasimu

Kembali merepihkan hati dan menyepikan sepi. Horison telah berganti dengan segaris hitam di antara kerlip pendar lampu di tengah samudera.
Tak ada suara, hanya riak kecil deburan gelombang dan derita perahu yang tertambat jangkar. Nun jauh di selatan, mercusuar itu menari nari, memberikan isyarat pada kapal kapal yang hendak melintas.
Malam semakin pekat, di antara bukit bukit yang menghampar di tengah samudera cahaya itu begitu indah, bagaikan sinar surgawi.
Tak ada mendung, lambaian nyiur kembali menyapa, bintang gemintang begitu anggun menyatu dengan samudera, membaur bersama dengan gemerlap lampu di pantai.
Disini, pada tepian samudera, aku menatap langit. mereka reka dimanakah rasi bintangku?rasi bintang taurus yang anggun, yang hanya bisa tertaklukkan oleh scorpio. Ku cari cari dalam ribuan bintang gemintang yang menghampar di langit malam, dan aku menemukannya di ufuk tenggara, bercengkerama dengan sang cancer dalam keheningan malam.
Tapi dimanakah rasi bintangmu, sayang?aku tak menemukannya, sekali ini saja ijinkan aku menatap dan menggapai sebagai pelepas rindu akan kehangatan dan keanggunan cinta.
Tunjukkan padaku, dimana aku bisa menemukan rasi bintangmu.

By. Neena
@sikakap, pagai utara. Mentawai
Above the star at the darkness sky

aisitheru

transformasi jiwa menjadi sesuatu yang lebih dewasa dan kompromis terhadap semua keadaan. Transformasi yang menjadi mencintai laut dan kangen berlayar melintas samudera. Menjadi mampu mengontrol emosi yang meledak ledak dan tak tentu arah. Keputusan yang sulit saat aku memutuskan untuk kembali ke padang dan mentawai

namun kini, aku tidak menyesal mengambil keputusan itu. Mentawai mengajari banyak hal untuk hatiku, untuk hidupku yaitu bagaimana harus berkompromi dengan keadaan dan menggunakan ketenangan hati dan pikiran.

Kini, aishiteru!!! Itu juga sebuah transformasi baru untukku, sesuatu yang jarang sekali aku lakukan. Dan sekali lagi, kini aku harus seperti itu, belajar tentang bagaimana menata dan menentukan hati meskipun baru langkah awal, aku berharap juga akan menjadi sebuah langkah baru.

Aishiteru sekali, menikmati gerimis tanpa langit yang berhiaskan bintang gemintang. Saat seperti ini, aku merindukan berlayar melintas samudera, menikmati bintang gemintang dalam hamparan langit biru, menikmati alam tanpa gangguan tehnologi.

Kali ini, aku harus sadar untuk menjaga langkah awal itu,

aishiteru –ku, bintang akan menyampaikan salamku.

By. Neena before go to bungus.

*judul diambil dari lagu band zivilia*