lengang. Senyap. Sayup sayup terdengar lafadz ayat ayat al qur”an dari surau dan masjid.
Tak terhitung lagi, berapa ramadhan yang telah terlalui, namun aku belum juga menemukanmu.
Disini. Di antara beragam cerita kehidupan, di antara kelengangan pagi, aku menunggumu.
Percayalah, aku masih disini. Terdiam. Berdiri di satu titik yang sama di bawah senja dan sang fajar.
Selalu ku menyapa pagi dan senja, menatap cakrawala dan horison. Berharap bayangmu menyapaku dan merengkuhmu.
Toh, hingga detik ini penantian itu masih sebuah ilusi.
Aku tak akan putus asa atau menyerah,
dalam diamku, aku menunggumu. Dalam diamku, aku menantimu.
Dalam diamku aku bermunajat, menantimu untuk hadir dalam setiap desah dan nadi hidupku.
Menjadi seseorang dan imam dalam hidupku.
Dalam diam dan kesenyapan pagi, aku menunggu.
Hingga nanti….
Padang, 01082011