Malam tlah menuju ke singgasananya, saat mata tak lagi mampu terpejam, ku coba untuk tetap terjaga sambil menatap layar netbook yang menampilkan satu penuh halaman jejaring sosial, yang tak berubah. bosan dan jenuh. tapi tak ada yang bisa aku lakukan. mata masih dengan nyalang menatap jejaring sosial itu, berharap sebuah keajaiban datang menghampiri,
Dalam ketermenunganku dan kediamanku, lagu it’s your love – Tim Mcgraw dan Faith Hill, mengalun merdu dan membuyarkan lamunanku. satu nomor cantik tertera, berkedap kedip seolah memohon untuk segera diangkat. Satu tarikan saja, aku mendengar kembali suaranya, tanpa perlu aku tanyakan kembali siapa dia, karena hatiku telah mengenalinya. ku tata kembali semuanya, mencoba untuk normal, melepaskan ego, luka, kecewa dan dendam.
Mengalir begitu saja obrolan malam itu, aku tahu tak ada sesuatu yang istimewa, semuanya biasa. rasa itu sudah hilang. obrolan pun terhenti dan berlanjut esok hari. saat mentari sudah mulai menyapa bumi, dan kala raga sedang menyesap udara pagi di tepian kolam renang, kembali lagu it’s yopur love mengalun merdu, namun bukan lagi sebaris nomor yang tertera, namun satu nama. ya. nomor itu sudah ku ubah menjadi nama. Sekejap aku tinggalkan pagi di tepian kolam renang dan menghampirinya.
Terdiam, sejenak sebelum memulai obrolan yang tertunda. kini, engkau telah di hadapanku meskipun hanya dalam hitungan jam, tak ada yang bisa aku lakukan selain menatapmu dan menemanimu mengobrol.
2 jam, waktu yang cukup untuk membuat sebuah analisa singkat tentangmu, sesuatu yang tak bisa aku lakukan di awal. kini, dalam keheningan pagi dan lengangnya siang. saat waktu berpihak kepada kita, aku mencoba untuk melihatmu dari sudut hatiku, menelaah dan merenungkannya tentang setiap cerita yang pernah terjadi.
Satu yang patut ku ingat, kecewa dan sakit itu juga sumbangsih dariku sendiri selain darimu, namun tak seharusnya engkau mencampakkan aku tanpa sebuah penjelasan.
2 jam, telah mampu membuka mata dan hatiku bahwa sesungguhnya engkau bukanlah seseorang yang pantas dan layak untuk menjadi imam dalam hidupku. hati tak pernah salah dalam menilai.
Aku akan menunggu, saat yang tepat untuk menunjukkan bahwa aku adalah sosok istimewa, yang akan engkau sadari suatu saat nanti.
hatiku telah tertata, rasa nyaman kembali melingkupinya, namun aku tak akan pernah melupakan episode hidupku denganmu. aku akan terus mengepakkan sayapku hingga menemukan tempat untuk berlabuh
by. neena
Padang, 26072011