bensin oh bensin

Pemerintah sedang mengkaji untuk mengurangi jumlah BBM bersubsidi dan BBM bersubsidi hanya akan diberlakukan untuk masyarakat kelas menengah ke bawah. Dampaknya adalah mobil mobil pribadi plat hitam keluaran tahun 2005 tidak akan mendapatkan jatah BBM bersubsidi.

Untuk masyarakat yang tinggal di daerah daratan, kelangkaan bbm tersebut mungkin tidak terlalu terasa karena banyaknya SPBU yang bertebaran di sepanjang jalan. .Menjadi sebuah masalah saat berada di wilayah kepulauan.

2 bulan hidup di kepulauan mentawai, tepatnya di pagai utara dan selatan harus turut merasakan kelangkaan BBM tersebut. Jumlah kuota BBM yang tetap, akan tetapi kebutuhan untuk BBM mengalami peningkatan menyebabkan suplai BBM dari pertamina ke agen penyalur di Sikakap BBM semakin langka. Kelangkaan ini semakin parah setelah terjadinya gempa dimana semakin banyak lembaga lembaga kemanusiaan yang bekerja di kepulauan mentawai.

Banyaknya lsm yang bekerja disini menyebabkan permintaan terhadap BBM meningkat, akan tetapi pertamina belum bisa menambah jumlah kuota. Oleh karena itu, untuk mengurangi hal tersebut maka mulai bulan ini, suplai BBM untuk wilayah pagai utara dan selatan langsung ditangani oleh dinas perindustrian dan perdagangan dan masyarakat yang menjadi prioritas utama dalam penyaluran BBM.

Dampaknya adalah suplai BBM untuk lsm – lsm yang ada di pagai utara dan selatan menjadi terlambat dan harus menunggu dulu hingga kebutuhan masyarakat terpenuhi, yang secara tidak langsung berdampak pada program – program yang diimplementasikan.

Sebagai contoh, kebutuhan untuk masing masing lembaga saja katakannya minimal 300 liter dalam jangka waktu 2 minggu, jika ada 10 lembaga di sikakap ini secara tidak langsung akan membutuhkan 3.000 liter atau 3 ton bbm. itu masih jumlah minimal, sedangkan untuk satu lembaga saja, ada yang membutuhkan 350 liter untuk mengantar ke wilayah dampingan dengan menggunakan boat dengan mesin berkekuatan 80 pk. Bayangkan saja berapa jumlah BBM yang harus ditambahkan oleh pemerintah dan pertamina.

Ini baru di satu wilayah kepulauan yang ada di mentawai, belum yang ada di sipora dan siberut. Kelangkaan – kelangkaan dan jumlah kuota yang tidak seimbang dengan permintaan menyebabkan program menjadi sedikit terlambat karena 2 faktor besar yang menghambat yaitu faktor alam, dan faktor bahan bakar.

Hal ini juga yang menjadi sebuah alasan bagi eberapa lembaga untuk melaksanakan program jangka pendek saja bukan jangka panjang karena biaya operasional yang relatif tinggi.

solusi untuk permasalahan ini adalah seluruh stakeholder duduk bersama dan menyarankan untuk penambahan jumlah kuota BBM dan dipisah antara kuota masyarakat dan lembaga – lembaga yang ada. Dengan demikian, kelangkaan BBM akan menjadi sedikit berkurang.

untuk kali ini, terpaksa menetap beberapa hari di sikakap karena tak ada bensin, dan kapal pun tak berjalan.

 

by.neena

14052011

listrik vs bensin, remote area

hmmmm…sepertinya benar harus kembali berpikir untuk menggunakan tenaga surya alias solar cell sebagai pengganti energi listrik yang menggunakan sumberdaya entah air, uap, angin atau apa lah. Karena mungkin selama ini di beberapa tempat telah merasakan pemadaman listrik yang bergilir meskipun hanya 2 jam per hari. Toh, itu akan menjadi sebuah kendala jikalau tidak pernah merasakan pemadaman listrik atau hidup tanpa energi listrik selama berhari – hari.

 

Mentawai ini memang sungguh indah dan eksotik dalam segala hal, jika tulisan di awal adalah menyoroti kelangkaan bensin yang semakin hari semakin bikin kepala pusing serta belum ada penyelesaiannya, sekarang muncul masalah baru, mendadak salah satu alat PLN yang ada di depan rumah itu mengalami kerusakan, yang berimbas pada pemadaman listrik secara bergilir, dengan sistem area sebelah kiri PLN nyala dan area sebelah kanan mati. Hal itu bisa berlangsung selama beberapa hari bahkan minggu. tergantung dari tingkat kerusakannya, dan jadwal kapal ferry ambu – ambu masuk. jika parah ya sudahlah, bakal merasakan pemadaman bergilir selama berhari – hari.

 

Jika kemaren – kemaren saat terjadi pemadaman listrik, beberapa kantor LSM dan masyarakat yang memiliki generator pribadi akan menggunakan itu untuk supply energi listrik, tapi sekarang tidak bisa sembarangan menggunakan bensin karena bensin sudah mengalami kelangkaan, dan harus dihemat jika tidak mau kekurangan bensin.

 

hmmm…solusi terbaik adalah kembali melirik energi matahari atau solar cell untuk penerangan karena memang alatnya sedikit mahal tapi dalam hal penggunaan energi jauh lebih hemat, memungkinkan dan matahari tak pernah berhenti bersinar di mentawai ini.

 

Namun, tidak banyak yang berpikir ke arah sana karena memang penggunaan energi surya sangat jarang sekali meskipun beberapa universitas di Indonesia telah sering melakukan penelitian akan penggunaan tenaga surya. Mungkin, pentingnya solar cell itu tidak terlalu diperhatikan bagi masyarakat dan pemerintah yang berada di wilayah daratan. Tapi, sekarang sepertinya itu perlu menjadi sebuah catatan kecil dan penting bahwasanya solar cell jauh lebih penting dan bermanfaat dibandingkan dengan tenaga nuklir.

 

Tak percaya, cobalah sekali kali datang ke mentawai (terserah di bagian mana dari kepulauan mentawai) maka anda akan merasakan betapa tergantungnya manusia terhadap energi listrik PLN dan tidak berencana untuk melakukan substitusi ke solar cell.

 

Salam hangat dari bumi sikerei, mentawai yang dalam kondisi separuh gelap.

 

by. neena

13052011

sawit

ya…., tulisan kali ini sedikit beda tentang sawit. Sawit merupakan tanaman tahunan dan bukan tanaman asli indonesia. Sawit, merupakan salah satu komoditi yang banyak dihujat oleh para aktivis lingkungan, pemerhati lingkungan dan orang – orang yang peduli terhadap lingkungan dan bumi, terlebih saat semakin gencarnya kampanye tentang save the earth.

Tidak salah memang, kajian secara ekologis dan dampaknya tentang sawit terhadap lingkungan cukuplah membuat masing – masing dari kita mengernyitkan dahi dan mencoba untuk berpikir dengan cukup keras. ya. secara ekologis memang sawit cukup merugikan, salah satunya adalah menimbulkan kerusakan ekosistem sekitar seperti rusaknya lahan bekas sawit, berkurangnya ketersediaan air tanah yang berpengaruh terhadap jumlah debit air, penyebab air menjadi keruh dan mengandung zat besi yang tinggi sehingga air berwarna kecoklatan, menimbulkan longsor, erosi dan banjir bandang akibat sawit bukanlah tanaman yang mampu menahan tanah dan menyimpan air kala musim hujan mengguyur serta sederet masalah – masalah lingkungan lainnya (hilangnya beberapa satwa endemic suatu tempat, dll) yang jika dijabarkan satu persatu mungkin catatan ini tak akan cukup. dan cukup membuat setiap orang berteriak lantang “TOLAK SAWIT”

Bagaimana jika kita melihatnya dari sisi lain seperti dari segi ekonomi, dimana – mana yang namanya petani penggarap itu memang tingkat ekonominya rendah dibandingkan dengan petani pemilik. Jika untuk tanaman jangka pendek (padi, jagung, dll) tipe petani ada dua, yaitu petani penggarap dan petani pemilik lahan sedangkan untuk tanaman jangka panjang (tahunan) tipe petani khususnya untuk sawit ada 2 yaitu petani pengumpul dan petani pemilik, hitungan secara ekonomis dimana – mana petani pemilik lebih menguntungkan dari petani penggarap (pastinya), dan jumlah pendapatan petani penggarap untuk tanaman jangka panjang pun lebih baik dari petani penggarap tanaman musiman / jangka pendek,.

Jika memang menolak sawit, adakah tanaman pengganti yang bisa memberikan pendapatan yang besar kepada masyarakat yang mengusahakan sawit (terlepas dari sistem perusahaan dll), dan benarkah kita menolak sawit?! bagaimanakah kecukupan komoditi kelapa dan kedelai sebagai minyak pengganti yang berbahan dasar sawit?!bersediakan selalu menggunakan minyak zaitun untuk setiap masakan gorengan yang kita goreng?! karena warga indonesia tak bisa hidup tanpa gorengan sebagai kudapan..

Jika memang menolak sawit, mulai dari diri sendiri untuk mengganti minyak goreng dengan non – sawit (seperti minyak kelapa, dan sejenisnya). Jangan membeli produk yang menggunakan bahan dasar sawit. Sebuah produk akan terhenti produksinya jika tidak terdapat konsumen yang rajin mengkonsumsinya…..

Mari menggunakan minyak zaitun, minyak kelapa dan kedelai untuk mengurangi produk sawit jika memang benar Tolak sawit!

*ide nulis yang hanya ide”

 

 

by na

15032012